Kegiatan supervisi dari Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) dilaksanakan pada hari Kamis – Jumat, tanggal 19 – 20 januari 2017. Kegiatan supervisi ini dihadiri langsung oleh Bapak Rahmat Handoyo (Kepala Departemen Pelatihan pendampingan YDBA). Rangkaian Kegiatan Supervisi ini diawali dengan Cek Laporan Keuangan dan Kelengkapan Inventaris LPB PAKIGA, di lanjutkan dengan pemaparan Progress KPI, AP, dan PICA. Selanjutnya Bapak Rahmat Handoyo mengajak tim LPB PAKIGA mengunjungi 3 UMKM yang berada di tiga lokasi berbeda, antara lain Ibu Sri Hastuti (Pembudidaya Jamur Tiram di Desa Tanjung Raja, Tanjung Enim), Bapak Sukardi dan kelompok (Kelompok Buah Naga Sukamaju, Kelurahan Air Lintang, Muara Enim) dan Bapak Umar Kusnadi Jaya dan kelompok (POKDAKAN Jaya Abadi, Desa Tanjung Jati, Muara Enim) yang merupakan pembudidaya ikan air lele.
Dalam kunjungan ini, selain melihat kondisi perkembangan UMKM jamur tiram, budidaya buah naga dan budidaya ikan air lele Tim YDBA, tim LPB Pama Kite Gale dan UMKM yang bersangkutan juga coba menghitung Asset dan Omzet untuk pembanding sebelum dan sesudah dilakukan pembinaan.
Di hari ke dua Bapak Rahmat Handoyo berinisiatif mengajak Tim LPB PAKIGA ke Office PT. Pama MTBU untuk bersilaturahmi sekaligus berkoordinasi dengan manajemen PT. Pama, dalam hal bertemu dengan Bapak Ari Wibawa (HC-GS) dan Bapak Faizal Imron (CSR). Selanjutnya sepulang dari Office PT. Pama MTBU, Tim LPB PAKIGA membahas Progress Activity Plan, Evaluasi kegiatan Pelatihan dan Pendampingan yang sudah dilakukan oleh LPB PAKIGA, perencanaan demplot lab. mini peralatan budidaya jamur tiram serta Peningkatan skill manajemen SDM LPB PAKIGA bersama Bapak Rahmat Handoyo
Kunjungan ke Kumbung Jamur Ibu Sri Hastuti, melihat proses budidaya Jamur Tiram, saat ini ibu Sri mengaku sudah mampu memproduksi 5 kg jamur tiram segar perhari dari kapasitas 1.500 baglog dengan harga jual Rp 20.000,-/kg. Target bulan Februari 2017 beliau akan memproduksi 10-12 kg perhari karena jumlah baglog saat ini sudah bertambah menjadi 3.000 baglog siap panen. Hal ini sangat berbeda seperti pada saat sebelum dilakukan pelatihan dan pendampingan, karena tingkat kegagalan bisa mencapai 50 hingga 90%. Saat ini dari 1.000 baglog yang beliau buat, kegagalan bisa ditekan hingga 20-30 baglog saja.