Berbicara tentang kedai kopi memang tidak ada habisnya. Apalagi julukan Kota Wisata (Kowis) yang melekat pada Tanjung Enim bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisata ditempat-tempat destinasi yang ada. Selain itu, di kota Tanjung Enim juga dikenal dengan tambang batubara yang selalu menarik bagi orang luar daerah untuk datang, merantau bekerja di sektor tersebut. Tentunya dari sektor wisata, serta sektor industri tambang batubara itu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Seiring dengan itu, salah satunya kedai kopi menjadi tempat yang di cari untuk tempat orang bersantai nongkrong, bahkan bisa menjadi tempat untuk belajar.
Belum ada satu tahun, Kedai Kopi ‘Cerite Kite’ yang berada di Jalan Lingga Raya Desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul berdiri menjadi salah satu tempat bagi para penikmat kopi. Untuk sementara kedai ini hanya buka pada jam kerja mulai dari 08.00 – 21.00 WIB malam setiap hari. Tempat ini sangat cocok untuk kalangan anak-anak muda, karyawan, pelajar, wisatawan yang tengah singgah di Kota Tanjung Enim untuk sekedar berbincang, bersantai maupun terlihat sewrius melakukan pekerjaan sambil menikmati sajian minuman kopi di kedia ini.
Menurut pengelola Kedai Kopi Cerite Kite Tanjung Enim, Lusi mengatakan, dekorasi yang diterapkan di kedai ini memang berpegang pada konsep sederhana, minimalis dengan suasana klasik (vintage) di dalamnya. Dinding-dinding bagian dalam di cat dengan ornamen batubata hingga terlihat sangat klasik, dan memberikan suasana adem bagi pengunjung.
“Kedai ini dibangun menyesuaikan dengan kondisi tempatnya (ruko), memang tidak luas namun sesuai dengan mottonya Selalu ada certa di balik rasa Kopi yang ada di tempat ini,”ujar Lusi kepada koran ini, Minggu (22/8/2021).
Lusi mengungkapkan, awalnya dirinya adalah pelaku UMKM kopi lokal dengan merk Cap Bukit Munggu, namun sekarang ini dia juga membantu para petani kopi di Semende melalui jaringan pemasaran online maupun offline. Usaha yang sudah di bangun sejak 5 tahun itu semakin berkembang setelah bergabung di Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Kite Gale binaan CSR PT Pamapersada Nusantara Job Site Tanjung Enim.
“Saya menerima tawaran dari LBP Pama Kite Gale, program CSR dari PT Pama untuk mengelola Kedai Kopi di samping kantor LPB Jalan Lingga Raya ini. Karena konsep yang ditawarkan itu sangat bagus, dan selama ini saya sudah lama menjadi mitra binaan CSR PT Pama,”ungkap Lusi lagi.
Menu yang ada di tempat itu, selain kopi, ada minuman non kopi, ditambah makanan ringan hingga makanan berat seperti nasi goreng. Mulai dari kopi tubruk, capucino, kopi vietnam, exspresso, thaitea, kopi susu, teh, dan lainnya. Soal harga di kedai ini cukup terjangkau untuk semua kalangan mulai dari 15 K.
“Untuk barista saya sendiri, karena kemarin sempat mendapat pelatihan barista dari Pama juga,”imbuhnya.
Menurutnya, melalui Program Tanjung Enim Kota Wisata ini di harapkan bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat yang ada di sekitar Kecamatan Lawang Kidul. Sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata datang ke Kabupaten Muara Enim khususnya mengunjungi destinasi yang ada di wilayah Semende, Tanjung Agung, Tanjung Enim, dan Kota Muara Enim. Dari situ, tentunya akan berimbas pada pelaku usaha wisata, UMKM, perhotelan, hingga jasa lainnya.
“Sehingga pelaku UMKM seperti saya ini dapat kena imbasnya, kedai kopi kami ramai mendapat kunjungan wisatwan, dan warga sekitar. Harapan saya mudah-mudahan pandemi Covid-19 ini dapat berakhir, terus destinasi wisata yang ada di Tanjung Enim bisa dibuka, dan warga bebas beraktivitas kembali,”pungkasnya.(red)