Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram oleh CV Asa Agro, Cianjur visit 2 (pembibitan) ini dilaksanakan pada hari selasa dan rabu yaitu pada tanggal 18 hingga 19 September 2018. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari bertempat di Demplot dan bebrapa rumah UMKM Jamur Tiram mitra binaan LPB Pakiga.
Peserta yang hadir pada Kegiatan hari pertama berjumlah 12 orang, sedangkan untuk hari kedua peserta berjumlah 8 orang. Terdiri dari berbagai UMKM Jamur Tiram, yang merupakan Mitra Binaan LPB PAKIGA. Pada Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram oleh CV Asa Agro, Cianjur ini diisi oleh Bapak Asep Bahtiar selaku kepala pabrik di CV Asa Agro, Cianjur.
Dalam Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram oleh CV Asa Agro, Cianjur ini ada beerapa poin utama yang ingin disampaikan, antara lain review pelatihan sebelumnya, tatacara pembuatan dan penurunan bibit F1 serta cara penggunaan autoclave untuk proses pembibitan. Hal ini juga didukung dengan adanya praktek langsung mengenai poin-poin materi yang disampaikan.
Sebelum datang ke Muara Enim Bapak Asep meminta kepada Ibu Sri dan Ibu Helma untuk membuat bibit berdasarkan pelatihan sebelumnya. Pada pelatihan sebelumnya proses pembuatan bibit diajarkan secara dasar untuk mengetes tekanan mesin autoclave yang baru.
Pada hari pertama diawali dengan pelatihan di Rumah Ibu Sri yaitu pemaparan materi mengenai apa saja yang dibutuhkan pada proses pembibitan, bagaimana cara melihat bibit jamur siap atau belum untuk diturunkan, dan macam-macam kontaminasi yang dapat terjadi pada bibit jamur tiram.
Setelah materi disampaikan Bapak Asep mengajak untuk melihat ke tempat pembuatan bibit dan merivew bibit buatan Ibu Sri dan Ibu Helma yang dibuat pada hari sebelumnya, untuk mengurangi tingkat kontaminasi Bapak Asep mengajarkan untuk membuat bibit di dalam botol atau plastik yang paling tebal yaitu diatas 0,5. Setelah review dilakukan dilakukan praktek pembuatan bibit F2 yaitu penurunan dari bibit F1. Untuk proses ini dibutuhkan biji jagung halus yang sudah direndam semalaman dan kemudian ditiriskan kurang lebih 10-20 menit. Setelah itu biji jagung dimasukan kedalam botol yang kebudian ditutup dengan kapas atau plastik yang ditutup dengan cincin baglog. Kemudian masukkan botol dan plastik kedalam autoclave yang sudah diisi dengan air, rebus selama kurang lebih 30-45 menit. Setelah istirahat makan siang botol dan plastik dikeluarkan dari autoclave dan dipindahkan ke rak agar mempercepat proses penurunan suhu. Proses ini diulang kembali hingga plastik dan botol sudah direbus semua.
Pada hari kedua dimulai dengan proses penurunan F1 ke botol dan plastik oleh masing-masing peserta. Pada proses ini Bapak Asep mengajarkan secara terperinci tahap-tahap yang harus dilakukan pada saat penurunan bibit, baik itu sebelum, saat dalam proses, dan sesudah proses. Bapak Asep memperhatikan dengan seksama proses penurunan bibit yang dilakukan oleh peserta sehingga tidak ada proses yang terlewatkan dan peserta dapat memahami proses penurunan bibit dengan baik. Tiap-tiap botol dan plastic yang dikerjakan oleh peserta diberi label tanggal dan nama agar nantinya dapat dievaluasi jika terjadi kontaminasi. Setelah tiap tiap peserta mempraktekkan proses penurunan bibit Bapak Asep meminta untuk dua botol agar jangan dibibitkan sebagai sampel kontrol jika terjadi kontaminasi.
Kemudia Bapak Asep mengecek apakah penutup botol dan plastic sudah benar untuk mengurangi resiko bibit terkontaminasi. Setelah proses penurunan bibit selesai Bapak Asep diajak untuk mengunjungi kumbung peserta yang berada di sekitar Demplot yaitu di daerah tanjung Raja. Kunjungan pertama ke kumbung Ibu Yulisa , disini Bapak Asep memperhatikan mengenai keadaan jamur yang kurang siram dan kapasitas kumbung yang kurang dimaksimalkan, menurut Bapak Asep kumbung Ibu Yulisa dapat diisi 1000 baglog tetapi hanya diisi 500 baglog saja. Bapak Asep menyarankan agar proses penyiraman dilakukan menggunakan sprinkle agar mempermudah proses penyiraman di musim kemarau. Selanjutnya Bapak Asep Berkunjung ke kumbung Ibu Ratni, disini Bapak Asep menjelaskan mengenai kumbung inkubasi yang sudah bagus serta pemaksimalan kapasitas baglog di dalam kumbung yang sudah baik, selain itu yang menarik adalah Ibu Ratni memiliki Kumbung kecil untuk baglog afkir yang nanti hasil jamur tiramnya dijual untuk campuran sayur asam.
Setelah berkunjung ke kumbung peserta yang berada di tanjung raja dilanjutkan dengan kunjungan ke kumbung Ibu Rahmawati yang sedang melakukan proses inkubasi dan inokulasi. Disini Bapak Asep menjelaskan mengenai drum pengukusan yang cukup inovatif dan bagaimana cara memaksimalkannya agar lebih efektif. Selain itu Bapak Asep juga melakukan pengecekan mengenai baglog milik Ibu Rahmawati yang sudah dibibitkan. Setelah itu Bapak Asep berkunjung ke Kumbung Ibu Rahmini dan menjelaskan mengenai tempat pengukusan yang sudah diberi atap dan proses penyiraman yang sudah membaik. Sebelum kembali ke hotel Bapak Asep memngingatkan kembali kepada peserta untuk rutin mengecek bibit untuk mendeteksi kontaminasi
Tujuan diadakannya Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram oleh CV Asa Agro, Cianjur part 2 (pembibitan) ini adalah untuk membuat UMKM Jamur Tiram dapat membuat bibit F2 dan menurunkan bibit F1. Sehingga tidak dibutuhkan lagi pengiriman bibit F2 dari luar Muara Enim.
Dari hasil Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Budidaya Jamur Tiram oleh CV Asa Agro, Cianjur Part 2 (pembibitan) ini UMKM sudah mulai mengerti tentang proses dan tata cara pembuatan bibt F2 dan penurunan bibit F1. Selain itu UMKM jamur tiram juga mengetahui tahapan-tahapan pembibitan secara terperinci sehingga dapat meminimalisir terjadinya kontaminasi.